Minggu, 30 Agustus 2015

Pengertian Teknik Tenaga Listrik

TEKNIK TENAGA LISTRIK

A. Pengertian Teknik Tenaga listrik
Teknik tenaga listrik adalah satu-satunya bidang yang secara khusus berkaitan dengan pembangkitan dan transmisi daya listrik dari satu tempat ke tempat lain.
B. Sistem Teknik Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan sebuah kesatuan interkoneksi, Sistem Tenaga listrik terbagi :
1. Sistem Pembangkitan
Sistem pembangkitan tenaga listrik berfungsi membangkitkan energi listrik melalui berbagai macam pembangkit tenaga listrik.
2. Sistem Transmisi
Sistem Transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban melalui saluran transmisi.
3. Sistem Distribusi
Sistem Distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen yang berupa pabrik, industri, perumahan dan sebagainya.
C. Macam-macam tenaga listrik
 Macam-macam pembangkit listrik yang sudah umum digunakan dalam suatu upaya untuk menghasilkan suatu energi listrik:
≈ Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit listrik jenis ini memanfaatkan bahan bakar minyak, gas alam, atau batubara untuk membangkitkan panas dan uap pada BOILER.
≈ Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Sebagaimana halnya Pusat Listrik Tenaga Diesel, PLTG merupakan mesin dengan proses pembakaran dalam (internal combustion). Bahan baker berupa minyak atau gas alam dibakar di dalam ruang pembakar (combustor).
≈ Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari).
≈ Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salahsatu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
D. Macam-macam arus teknik tenaga listrik
Dalam teknik tenaga listrik dikenal dua macam arus, yaitu :
1.  Arus Searah (DC)
Arus searah ( DC ) adalah arus yang mengalir dalam arah yang tetap ( konstan ). Dimana masing – masing terminal selalu tetap polaritasnya. Misalkan sebagai kutub ( + ) selalu menghasilkan polaritas positif begitu pula   sebaliknya. Beberapa contoh sumber arus searah ( DC ) adalah battery, accu, dynamo.
2. Arus Bolak – balik ( Alternating Current ).
Arus bolak – balik ( AC ) adalah arus yang mengalir dengan polaritas yang   selalu berubah – ubah. Dimana masing – masing terminalnya  polaritas yang   selalu bergantian. Contoh Alternator ( AC generator ), PLN.
E. Elemen-elemen listrik
Listrik juga memiliki elemen-elemen, di antaranya:
  1. Elemen Listrik Pasif : Elemen listrik yang mempunyai sifat menerima atau membutuhkan tegangan listrik.
  1. Elemen Listrik Aktif : Elemen listrik yang mempunyai sifat membangkitkan atau memberikan tenaga listrik.
F. Keselamatan Pemanfaat Tenaga Listrik
Keselamatan yang berhubungan dengan ketenagalistrikan (electrical safety) pada dasarnya adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan terhadap instalasi tenaga listrik  menangkal bahaya api listrik, yaitu :
(1) Perlengkapan listrik dipilih yang memenuhi standard teknik (IEC Standard) dan sesuai dengan lingkungan instalasinya, agar tidak terjadi percikan api,
(2) Dimontase dengan ketentuan instalasi yang benar, atau sesuai dengan instruksi manual dari pembuatnya, kalaupun ada, dan semua sambungan dan hubungan dilakukan dengan erat,
(3) Instalasi sebaiknya diperiksa dan diuji secara periodik untuk mengetahui kemungkinan kerusakan, termasuk longgarnya sambungan/hubungan.
(4) Dengan melengkapi gawai proteksi arus sisa yang tepat, dapat menghindari kegagalan pengamanan atau sistem.
(5) Kelima, hindari kelebihan beban pada konduktor agar tidak timbul panas pada instalasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar